Ashanty Bantah Bangkrut Setelah Tutup 15 Gerai Lumiere, Sebut Justru Laku Keras Sampai Akhir
taufik mou
Agustus 03, 2025
0
Penyanyi Ashanty baru saja mengumumkan penutupan seluruh gerai kue miliknya, Lu'miere, yang telah beroperasi selama enam tahun.
Keputusan ini diungkapkan dalam konferensi pers pada Kamis, 31 Juli 2025, di outlet Lu'miere Radio Dalam, Jakarta Selatan. Keputusan Ashanty menutup 15 gerai kue Lumiere secara serentak juga memicu spekulasi bahwa bisnisnya mengalami kemunduran.
Namun, ibu sambung Aurel Hermansyah ini dengan tegas membantah isu tersebut dan menyatakan bahwa Lumier justru masih sangat laku hingga hari-hari terakhirnya.
Ashanty mengungkapkan bahwa salah satu alasan beratnya mengambil keputusan ini adalah karena Lumier tidak pernah sepi pembeli. Ia bahkan bersumpah bahwa penjualan di seluruh outlet mal tetap tinggi sampai menjelang penutupan.
1. Bantah Bisnis Lumier Bangkrut dan Sepi Pembeli
Ashanty menegaskan bahwa penutupan 15 gerai ini bukan karena kebangkrutan atau sepinya pembeli. Ia menegaskan bahwa penutupan ini bukan karena bisnisnya tidak laku atau merugi, justru sebaliknya.
"Alhamdulillah. Bahkan, ini demi Allah boleh ditanya ke semua karyawanku, 2 bulan ini semua yang ke Lumier di PIM atau di mal-mal ya. Pokoknya kita tuh lakunya di mal saja, semua mal tuh kita tuh laku banget, gitu," ungkap Ashanty di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (31/7/2025).
2. Lumiere Laris Hingga Akhir
Saking larisnya, para pelanggan justru sering kehabisan varian kue favorit mereka. Hal ini sempat menimbulkan keluhan dan pertanyaan dari pelanggan yang mengira Ashanty sudah tidak serius lagi dalam berjualan. Ashanty menceritakan bagaimana respon pelanggan sebelum Lumiere ditutup.
"Jawabannya gini, 'Bunda sudah enggak niat jualan, ya, Mbak? Kok cuma jualannya sisa crispy puff sama roti sama bolu?' Nah, gitu. 'Bunda, Bunda sudah enggak niat, ya?' Ngomong gitu," ceritanya, menirukan keluhan pelanggan.
3. Alasan Tak Mau Turunkan Kualitas Kue yang Dijual
Padahal, berkurangnya varian produk yang dijual bukanlah karena tidak niat, melainkan karena prinsipnya yang tak mau berkompromi soal kualitas. Ketika harga bahan baku tertentu naik, ia lebih memilih tidak memproduksi kue tersebut daripada harus mengganti bahan dengan kualitas lebih rendah.
"Padahal bukan enggak niat. Harga beberapa harga, ya, ininya ada yang naik, terus aku enggak mau ganti, gitu. Intinya gitulah. Jadi aku enggak jual," tegasnya.
Prinsip 'lebih baik tidak jualan daripada ganti kualitas' inilah yang menjadi pegangannya selama ini.


Tidak ada komentar